Penulis:
Fransiskus Bobby, M.M., QRMP, ERMCP, CEH, CGP, CSA – Direktur Operasional CyberWhale / Asesor Kompetensi LSP LPK MKS
Yusuf Munawar, S.E., M.E., ERMCP, CCGO – Ketua LSP LPK MKS

Adakah seseorang yang mampu memastikan masa depan yang akan ia tempuh nantinya? Jawabannya, tentu saja tidak. Seseorang yang mengaku sebagai “peramal” sekalipun tidak akan mampu memastikan 100% apa yang akan terjadi di masa depan karena dalam proses menunju masa depan kita akan selalu dihadapkan pada ketidakapstian (uncertainty). Dalam ranah organisasi, adanya ketidakpastian membuat dunia bisnis menjadi lebih sulit tetapi juga membuat dunia bisnis semakin menarik. Saat ini, dunia bisnis tidak saja dihadapkan dengan ketidakpastian, melainkan juga berhadapan dengan VUCA – Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity.

Beberapa tahun lalu konsep VUCA di dalam dunia manajemen risiko sering diperbincangkan walaupun sebenarnya konsep ini sudah sangat lama muncul, yaitu pada tahun 1987. VUCA memiliki makna sebagai berikut:

  • Volatility: Kecepatan suatu perubahan atau dalam konteks risiko adalah kecepatan suatu risiko berubah menjadi masalah, krisis, hingga menjadi bencana bagi organisasi.
  • Uncertainty: Suatu ketidakjelasan yang disebabkan karena kurangnya informasi.
  • Complexity: Suatu keadaan yang kompleks karena disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi.
  • Ambiguity: Keraguan atas suatu keadaan karena memiliki lebih dari satu makna.

VUCA saat ini tidak hanya sebatas konsep, namun dunia bisnis saat ini benar-benar telah menghadapinya yang mengakibatkan dunia bisnis semakin sulit untuk dihadapi. Banyak organisasi yang tidak bisa bertahan, bukan karena mereka tidak hebat atau tidak sadar, melainkan karena kecepatan perubahaan saat ini membuat organisasi kewalahan. Untuk menghadapi kondisi VUCA seperti saat ini, Bob Johansen, peneliti dari ‘The Insitute for the Future’, mengembangkan konsep yang bernama VUCA Prime.

VUCA prime merupakan sisi lain dari VUCA yang terdiri dari Vision, Understanding, Clarity, dan Agility sehingga bisa digunakan sebagai panduan untuk menghadapi VUCA-world.

Volatility Vs Vision

  • Menghadapi Volatility dengan Vision. Anda dapat menghadapi cepatnya perubahan dengan memiliki suatu visi yang jelas. Adanya visi membuat Anda tetap fokus mencapai tujuan Anda walaupun banyak rintangan dan perubahan pada saat pencapaian tujuan tersebut.

 Uncertainty Vs Understanding

  • Menghadapi Uncertainty dengan Understanding. Anda dapat menghadapi ketidakjelasan dengan pemahaman. Memahami dengan jelas apa yang akan Anda capai, bagaimana cara mencapainya adalah obat terbaik.

Complexity Vs Clarity

  • Menghadapi Complexity dengan Clarity. Menciptakan pemahaman yang masuk akal dengan pemikiran kritis dan kreatif. Dengan kedua hal ini, pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

Ambiguity Vs Agility

  • Menghadapi Ambiguity dengan Agility. Menghadapi keraguan dengan kelincahan. Selalu berusaha keras, gagal bukan masalah jika Anda cepat bangkit dan belajar dari kegagalan (try hard, fail fast, and learn). Di sisi lain, kelincahan juga dapat diartkan sebagai kemampuan untuk mengambil keputusan dari banyak alternatif yang ambigu dan kemudian beralih pada alternatif lainnya jika yang sebelumnya tidak optimal.

Dalam penerapannya, VUCA Prime dapat diibaratkan sepeti sebuah perjalanan.

  • Vision sebagai suatu Destinasi
  • Understanding sebagai suatu Peta
  • Clarity sebagai suatu Rute / Jalur
  • Agility sebagai suatu Strategi

Memiliki visi berarti memiliki tempat yang ingin dituju (destinasi). Untuk mencapai destinasi tersebut diperlukan sebuah peta sebagai panduan agar kita memiliki pemahaman atas konteks yang ingin dituju. Setelah memiliki peta, kita mencoba mensimplifikasikan peta tersebut menjadi beberapa rute / jalur mana saja yang dapat dipilih agar dapat mencapai destinasi. Setelah memiliki kejelasan atas rute / jalur mana saja yang dapat dilalui, maka kita akan membuat strategi dengan cara memilih rutenya, menentukan tempat pemberhentian, dan lain-lain.